Mengenal Dini Bakat Anak

Anak yang memiliki suatu ketrampilan sejak dini dapat menjadi indikator postif tergolong anak berbakat

Berbeda dengan seorang dokter anak yang dengan sangat mudah mengetahui vitalitas umum seorang bayi yang baru lahir (newborn) --warna kulit, tonus otot, kesiagaan, dan responsnya melalui skala Dr. Virginia Apgar, sebaliknya tidak mudah bagi seorang psikolog mengenali keberbakatan anak secara serta merta. Bisa jadi jika saja taraf kecerdasan seorang anak dapat diketahui sejak ia lahir, maka dalam kartu yang biasa dikirim orangtua bayi kepada para kerabat, selain informasi tentang nama anak, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, tempat, dan waktu kelahirannya, orangtua juga akan mencantumkan skor IQ anak. Sayangnya keberbakatan dini lebih banyak diketahui oleh orangtua pada saat sebelum anaknya masuk kelompok bermain.

Namun demikian, Dr. Reni Akbar-Hawadi, Psi, Ketua Pusat Keberbakatan Anak dari Fakultas Psikologi UI, mengungkapkan studi-studi keberbakatan sejak awal memberikan keyakinan bahwa adanya perkembangan dini tentang keterampilan seorang anak dapat menjadi indikator positif anak tergolong berbakat. Dengan begitu jika seorang anak mampu berjalan, berbicara, menyuap makanan sendiri ataupun menunjukkan keterampilan motorik lainnya lebih awal dari saudara sekandungnya atau anak sebayanya, ada kemungkinan anak tersebut secara potensial berbakat.

Selain keterampilan motorik, indikator kedua yang perlu dipantau orangtua menyangkut kuantitas. Yaitu, banyaknya kata-kata yang diketahui anak, lamanya jangka perhatian, bicara panjang dengan kalimat yang majemuk, dan menunjukkan kemampuan belajar yang lebih cepat. Selain itu besarnya minat anak pada buku-buku dan gambar-gambar juga dapat menjadi indikator keberbakatannya.

Area indikator ketiga berdasar pada perbandingan. Seorang anak berbakat cenderung mudah menemukan banyak jalan saat bermain dan menggunakan alat, kode-kode, pola-pola, dan puzzles. Selain itu, anak yang memiliki inisiatif untuk permainan baru, imajinasi lebih ke arah situasi kreatif, dan pemahaman yang lebih dalam atas pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban orang yang lebih tua bisa digolongkan berbakat. Tanda-tanda awal keberbakatan lainnya antara lain mudah mengingat kembali, menggunakan cara coba salah dalam pemecahan masalah, mampu menghibur diri dalam sejumlah blok waktu tertentu, dan menemukan humor yang tidak biasanya.

Seorang anak yang dikatakan anak berbakat atau gifted tidaklah harus menonjol di semua area perkembangan. Namun, sekurang-kurangnya dia lebih maju atau unggul 30 persen pada area perkembangan tertentu, seperti kemampuan motorik kasar, kemampuan motorik halus, dan bahasa kognitif, dibandingkan anak normal seusianya. Misalnya, pada area perkembangan motorik kasar, seorang anak normal dapat berjalan sendiri pada usia 12,5 bulan, maka anak dikatakan berbakat jika dia sudah dapat berjalan sendiri pada usia 8 bulan 20 hari.

Perkembangan fisik yang cepat pada anak berbakat selaras dengan perkembangan intelektual dan kebiasaan belajar. Mereka memiliki rentang perhatian yang lebih luas, sehingga dengan perkembangan fisik yang baik, anak berbakat mampu memenuhi tugas yang diberikan dan mampu berkonsentrasi pada usia yang lebih dini.

Apakah sekolah dapat mengenali anak berbakat?
Jika Anda beranggapan anak Anda seorang gifted, seberapa besarnya sekolah akan mengenali ia sebagai seorang anak berbakat? Saya tidak begitu pasti, karena sekolah lebih mengandalkan pada hasil pengamatan guru dan prestasi anak Dan dua sumber ini tidak satu pun yang reliable. Guru mungkin saja baik dalam mengenali anak berbakat, namun hal ini tentu harus dengan banyak latihan, memiliki minat pribadi pada anak berbakat, dan pengalaman di dalam pendidikan anak berbakat. Karena dari berbagai riset yang dilakukan di Amerika, Eropa, dan juga Indonesia ternyata guru gagal mengenali anak-anak berbakat di dalam kelas. Ada sekitar 25-50 persen anak berbakat yang tidak dinominasi oleh guru sebagai gifted. Problem ini terjadi karena kecenderungan guru adalah pada semata-mata anak yang bersikap baik, manis (well-behaved),penurut (compliant), rapih (neat), dan berprestasi.

Dengan demikian orangtualah yang lebih utama bertanggung jawab mengenal potensi anak ini. Kecurigaan orangtua pada potensi yang dimiliki anak itu harus didukung oleh kebutuhan pendidikan dan emosional yang berbeda.

Ciri keberbakatan dini:

1. Sejak dini menggunakan kosakata yang ‘advanced’. Perkembangan bahasa dini merupakan suatu tanda yang sangat reliable menunjukkan adanya potensi yang tinggi pada seorang anak. Kebanyakan anak berbakat berkomunikasi dengan kata-kata yang panjang sebelum ulang tahun pertamanya. Mereka bisa menggunakan rata-rata 7-8 kata di dalam kalimat yang digunakannya. Kosakata yang lebih maju atau tinggi ini tidak hanya dalam panjangnya kalimat tetapi juga pada sejumlah kata-kata yang dia pahami dan tepat untuk digunakannya sebagai kata.

2. Pengamat yang luar biasa dan ingin tahu. Anak-anak yang berpotensi berbakat memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, ditunjukkan dengan berbagai pertanyaan yang beruntun. Mereka juga tampak inteligen dalam memberikan pertanyaan pada berbagai topik yang anak biasa lain tidak berminat, dan juga pada bagaimana sesuatu hal bekerja, misalnya cara bekerja mesin cuci automatis. Anak berbakat seorang pengamat yang detil. Dalam usia yang sangat muda, anak berbakat selain mampu mengingat bagaimana mainan dapat berfungsi, mereka juga bisa memindahkan berbagai hal secara tepat.

3. Kemampuan retensi pada berbagai informasi. Orangtua dan guru sangat mengagumi pada kemampuan recalling anak berbakat pada pengalaman-pengalaman masa lalunya. Mereka dapat secara rinci mengingat pada berbagai hal yang mereka lihat sebelumnya.

4. Periode konsentrasi. Seorang anak usia satu tahun yang berpotensi gifted, mampu untuk duduk lebih dari 5 menit untuk mendengarkan cerita yang dibacakan. Begitu pula anak berbakat yang lebih besar, mampu bertahan (betah) untuk mengerjakan suatu proyek yang sedang dikerjakannya tanpa menghiraukan orang-orang sekitarnya. Seorang anak berbakat tampak bertahan berjam-jam membaca buku ataupun bermian lego untuk menyelesaikan proyek yang menantangnya.

5. Kemampuan untuk memahami konsep yang kompleks, berpikir abstrak dan menjalin hubungan. Anak berbakat usia 4 tahun yang diberi buku bergambar binatang ibu dan anaknya, tidak hanya melihat bahwa sianak itu lebih kecil tetapi juga akan melihat seberapa jauh sianak binatang tersebut mirip dengan ibunya. Begitu juga anak berbakat kelas 5 yang diminta untuk menulis tentang kemiskinan. Tidak akan menulis bahwa mereka akan menjadi kelaparan atau tidak cukup memiliki uang untuk membeli sesuatu yang diinginkan. Namun, anak berbakat akan menulis “menjadi miskin akan menjadi suatu masalah jika yang lainnya tidak miskin. Jika setiap orang lain juga hanya memiliki sedikit uang, maka semua orang juga akan belanja sedikit”.

6. Minat yang luas dan berubah-ubah. Anak berbakat memiliki minat yang dalam pada suatu subjek tertentu seperti dinosaurus, dan kemudian berubah sebulan kemjudian pada balap mobil.

7. Keterampilan berpikir kritis yang sangat kuat dan self- criticism. Anak berbakat sering mengevaluasi dirinya dan orang lain. Mereka memperhatikan diskrepansi antara apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang lain. Mereka akan kecewa jika orangtua nya tidak memenuhi apa yang telah dijanjikan. Sebaliknya mereka juga sangat kritis terhadap kegagalan yang menimpa mereka, dengan mengatakan “seharusnya saya tidak harus kalah jika seandainya...”

8. Ada tanda-tanda pada bakat musik, melukis, ritmik dan berbagai bentuk seni lainnya. Misalnya anak pada usia 3 tahun mampu menyanyi dengan nada yang benar, mampu humming secara sempurna pada usia satu tahun. Contoh lain pada usia 3 tahun dapat melukis gambar orang dari samping, dan usia 5 tahun menggambar harimau dengan latar belakang hutan.

9. Tanda-tanda lain keberbakatan dini adalah memiliki selera humor pada usia 2 tahun dimana tidak akan marah jika diolok olok tetapi malah akan mampu berbalik meledek orang lain, pada usia 3 tahun sudah mampu melihat sebab akibat suatu hubungan sosial, dan juga sudah memliki perasaan sensitif.


Sumber: Majalah Inspire Kids

0 comments: